Tinju mengambil lebih banyak dari Manny Pacquiao daripada kemenangan gelar WBC — merampas kesempatan terakhirnya yang sebenarnya

Penulis:高手 Waktu Terbit:2025-07-22 Kategori: news

## Boxing Mencuri Lebih dari Sekadar Gelar WBC: Merampas Kesempatan Terakhir Manny PacquiaoPertarungan Manny Pacquiao melawan Yordenis Ugas pada Sabtu lalu seharusnya menjadi mahkota bagi karier legendarisnya.

Namun, alih-alih kejayaan, yang didapat adalah kontroversi dan perampokan kesempatan terakhir untuk benar-benar bersinar.

Kartu skor pada malam itu, yang memberikan kemenangan kontroversial kepada Ugas, bukan hanya mencuri gelar WBC dari tangan Pacquiao, tetapi juga merampas sesuatu yang jauh lebih berharga: waktu.

Pacquiao, di usianya yang ke-42, memang menunjukkan tanda-tanda penuaan.

Kecepatan dan refleks yang dulu menjadi andalannya tidak setajam dulu.

Namun, semangat juangnya, pukulannya yang eksplosif, dan kecerdasannya di atas ring masih jelas terlihat.

Ia menghadapi Ugas, petinju yang lebih muda, lebih besar, dan lebih segar, dengan keberanian yang patut diacungi jempol.

Pertarungan berjalan ketat, dan banyak yang percaya bahwa Pacquiao menunjukkan performa yang cukup untuk meraih kemenangan.

Namun, kartu skor hakim berkata lain.

Keputusan ini bukan hanya mengecewakan para penggemar Pacquiao, tetapi juga menimbulkan pertanyaan serius tentang integritas tinju modern.

Kemenangan kontroversial ini bukan hanya merampas Pacquiao dari kemenangan legendaris yang pantas ia dapatkan, tetapi juga merenggut kesempatan terakhirnya untuk benar-benar mengukuhkan warisannya.

Di usia senjanya, setiap pertarungan adalah taruhan besar.

Kekalahan ini bukan hanya menghilangkan momentum, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang masa depannya di dunia tinju.

Apakah Pacquiao akan memilih untuk pensiun, meninggalkan ring dengan kekecewaan di pundaknya?

Tinju mengambil lebih banyak dari Manny Pacquiao daripada kemenangan gelar WBC — merampas kesempatan terakhirnya yang sebenarnya

Atau akankah ia memilih untuk bangkit kembali, membuktikan bahwa ia masih memiliki apa yang diperlukan untuk bersaing di level tertinggi?

Pilihan ada di tangannya.

Namun, terlepas dari apa yang ia putuskan, satu hal yang pasti: tinju telah mencuri sesuatu yang tak ternilai harganya dari Manny Pacquiao.

Bukan hanya gelar, bukan hanya kemenangan, tetapi kesempatan terakhir untuk memberikan pertunjukan yang akan dikenang sepanjang masa.

Sebagai seorang jurnalis yang telah lama mengikuti karier Pacquiao, saya merasa sedih melihat legenda ini diperlakukan seperti ini.

Ia telah memberikan begitu banyak kepada dunia tinju, dan sudah seharusnya ia mendapatkan perlakuan yang lebih baik.

Keputusan kontroversial ini menjadi pengingat yang pahit bahwa tinju, di balik gemerlap dan glamornya, seringkali dipenuhi intrik dan ketidakadilan.

Semoga Pacquiao dapat menemukan kedamaian dan kepuasan dalam pencapaiannya, meskipun kesempatan terakhirnya untuk meraih kejayaan telah dirampas.