“Tahun ini berada di level berbeda” – setelah memenangkan Tour de France yang berat, Tadej Pogačar tidak tahu kapan akan balapan lagi

Penulis:高手 Waktu Terbit:2025-07-28 Kategori: news

## “Tahun Ini di Tingkat Lain”: Pogaar Terkapar, Masa Depan Balap Masih Abu-AbuTadej Pogaar, sang juara dunia yang baru saja menaklukkan Tour de France dengan cara yang mendebarkan, kini berada di persimpangan jalan.

Ungkapan “tahun ini di tingkat lain” bukan hanya sekadar pujian untuk performa superiornya, tetapi juga pengakuan jujur akan kelelahan ekstrem yang menghantuinya.

Setelah tiga minggu berjuang di jalanan Prancis, menguras habis energi fisik dan mental, Pogaar merasa dirinya di ambang batas.

Rencana awal yang begitu ambisius untuk mengincar jersey merah pertamanya di Vuelta a Espaa kini terancam sirna.

Kelelahan, musuh bebuyutan setiap atlet profesional, telah merusak rencana tersebut.

Ini bukan sekadar keletihan biasa; ini adalah kelelahan mendalam yang merongrong motivasi dan tekadnya.

“Saya tidak tahu kapan saya akan balapan lagi,” ujar Pogaar dalam sebuah wawancara eksklusif.

“Tour de France tahun ini benar-benar menguras segalanya.

Saya perlu waktu untuk benar-benar pulih, baik secara fisik maupun mental.

” Pernyataan ini, meski terdengar sederhana, mengandung beban yang luar biasa.

Seorang juara dunia, di puncak kariernya, meragukan kapan ia akan kembali ke arena yang membesarkan namanya.

Analisis mendalam mengungkapkan bahwa dominasi Pogaar di Tour de France bukan hanya karena kekuatan fisiknya yang luar biasa.

Strategi tim yang matang, dukungan dari rekan-rekan setim, dan kemampuan membaca taktik lawan menjadi kunci keberhasilannya.

Namun, semua itu datang dengan harga mahal.

Setiap kilometer yang ditempuh, setiap tanjakan yang didaki, setiap sprint yang dimenangkan, mengikis sedikit demi sedikit energi yang dimilikinya.

Statistik memang menunjukkan bahwa Pogaar mencatatkan waktu terbaik di sejumlah etape, namun angka-angka itu tidak menceritakan keseluruhan cerita.

Di balik angka-angka itu tersembunyi perjuangan melawan rasa sakit, tekanan mental, dan keraguan diri.

Dari sudut pandang pribadi, saya melihat Pogaar sebagai seorang pejuang sejati.

Ia telah membuktikan dirinya sebagai salah satu pembalap terbaik di generasinya.

Namun, bahkan seorang juara pun memiliki batasnya.

Keputusan untuk beristirahat dan memprioritaskan kesehatan adalah keputusan yang bijak, meski mungkin mengecewakan bagi para penggemar yang ingin segera melihatnya beraksi lagi.

Komentar mendalam dari beberapa pelatih menyebutkan bahwa kelelahan pasca-Tour de France adalah masalah umum di kalangan pembalap profesional.

Intensitas balapan, tekanan untuk menang, dan jadwal yang padat dapat menyebabkan kelelahan kronis yang sulit diobati.

Masa depan balap Pogaar masih abu-abu.

Apakah ia akan tetap ikut Vuelta a Espaa?

"Tahun ini berada di level berbeda" – setelah memenangkan Tour de France yang berat, Tadej Pogačar tidak tahu kapan akan balapan lagi

Apakah ia akan memilih untuk fokus pada kejuaraan dunia?

Semua masih menjadi misteri.

Satu hal yang pasti, Pogaar perlu waktu untuk memulihkan diri sepenuhnya sebelum kembali ke arena.

Kita semua berharap ia dapat kembali lebih kuat dan lebih siap untuk menghadapi tantangan-tantangan baru.

“Tahun ini di tingkat lain” telah mengajarkan kita bahwa bahkan seorang juara dunia pun membutuhkan istirahat.